Goldman Sachs memprediksi bahwa euro bisa mengalami penurunan tajam hingga 10% jika Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat dalam Pilpres 5 November mendatang. Potensi penurunan ini dikaitkan dengan rencana kebijakan Trump yang akan memberlakukan tarif impor yang lebih luas, termasuk pada produk dari China, serta pemotongan pajak domestik yang signifikan.
Kebijakan Ekonomi Trump yang Radikal
Jika Trump memenangkan pemilihan, dia diperkirakan akan memperkenalkan tarif global sebesar 10% untuk semua impor, serta tarif 20% khusus untuk produk-produk dari China. Kebijakan ini, ditambah dengan pemotongan pajak, dapat mendorong nilai dolar AS melonjak tajam, sehingga membuat euro tertekan. Menurut Michael Cahill, analis di Goldman Sachs, euro bisa turun antara 8% hingga 10% sebagai akibat dari kebijakan tersebut.
Proyeksi Nilai Tukar Euro terhadap Dolar AS
Pada saat analisis ini dibuat, nilai tukar euro berada di angka $1,083. Terakhir kali euro diperdagangkan di bawah paritas adalah pada November 2022. Menurut prediksi Goldman Sachs, jika kebijakan tarif Trump diberlakukan, inflasi di AS akan naik, yang pada akhirnya akan memicu kenaikan suku bunga. Hal ini akan membuat dolar AS lebih menarik bagi investor global, yang kemudian akan melemahkan euro lebih lanjut.
Potensi Perang Dagang dan Dampaknya
Selain itu, skenario di mana Trump memberlakukan perang dagang terbatas, dengan tarif tambahan hanya untuk China, juga diperkirakan dapat menyebabkan euro melemah sekitar 3%. Sebaliknya, jika Partai Demokrat yang menang, diperkirakan akan terjadi penurunan awal pada dolar AS karena pasar mengantisipasi perubahan kebijakan tarif yang tidak terlalu drastis.
Sepanjang bulan Oktober 2024, euro telah mencatat penurunan sebesar 2,7% karena ekonomi AS terus mengungguli kawasan Eropa. Investor saat ini sedang bersiap menghadapi kemungkinan kenaikan tarif jika Trump memenangkan pemilihan.