Infeksi bakteri Escherichia coli atau E. coli telah menyebabkan setidaknya 75 orang jatuh sakit di Amerika Serikat. Kasus ini terjadi di 13 negara bagian dengan laporan terbanyak di Colorado dan Nebraska. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), satu korban telah meninggal dunia, diduga akibat konsumsi burger Quarter Pounder McDonald’s yang tercemar bakteri. Kasus pertama dilaporkan pada 27 September, dan hingga 11 Oktober 2024, CDC melaporkan bahwa lebih dari 20 orang dirawat di rumah sakit, termasuk beberapa yang mengalami gejala parah. Saat ini, McDonald’s telah menarik sementara menu Quarter Pounders dan bawang goreng dari cabangnya di 12 negara bagian yang terdampak, termasuk Colorado, Kansas, Utah, dan Wyoming.

Penyelidikan Berfokus pada Kontaminasi Bahan Baku

Penyelidikan CDC menduga bahwa irisan bawang bombay dan daging dalam burger McDonald’s menjadi sumber infeksi bakteri E. coli. Cesar Pina, Kepala Rantai Pasokan McDonald’s Amerika Utara, menjelaskan bahwa irisan bawang bombay dari satu pemasok di tiga pusat distribusi besar kemungkinan besar terkontaminasi. McDonald’s segera menarik bawang bombay dan daging yang diduga tercemar dari cabang-cabang di negara bagian terdampak sambil menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut. Produk Quarter Pounder juga dihapus sementara dari menu di sejumlah cabang McDonald’s sebagai tindakan pencegahan agar wabah tidak semakin meluas.

Gejala Infeksi E. coli dan Kelompok Berisiko Tinggi

Infeksi bakteri E. coli dapat menyebabkan gejala yang bervariasi, mulai dari kram perut parah, diare berdarah, hingga demam tinggi. CDC menyatakan bahwa infeksi biasanya terlihat dalam dua hingga tujuh hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Anak-anak di bawah usia lima tahun, orang lanjut usia di atas 65 tahun, serta individu dengan kekebalan tubuh yang lemah adalah kelompok yang lebih rentan terhadap infeksi ini. Jika tidak segera ditangani, infeksi E. coli berisiko memicu sindrom uremik hemolitik, yang dapat menyebabkan gagal ginjal, masalah kesehatan jangka panjang, atau bahkan kematian.

Respons McDonald’s dan Peningkatan Protokol Keamanan Pangan

Menanggapi wabah ini, McDonald’s memperketat protokol keamanan pangan dengan menambah frekuensi pemeriksaan suhu dan sanitasi tangan bagi karyawan setiap jamnya. Perusahaan juga menegaskan bahwa setiap burger Quarter Pounders disimpan pada suhu 4,4 derajat Celsius atau lebih rendah untuk mencegah kontaminasi. Presiden McDonald’s AS, Joe Erlinger, memastikan bahwa tindakan tambahan ini adalah bagian dari komitmen perusahaan untuk menyediakan produk yang aman dan berkualitas. Meski demikian, saham McDonald’s sempat mengalami penurunan hingga tujuh persen akibat kekhawatiran publik terhadap keamanan produk mereka.

Gugatan Hukum dan Dampak Jangka Panjang

Salah satu konsumen yang terinfeksi, Eric Stelly, mengajukan gugatan terhadap McDonald’s setelah dinyatakan positif E. coli usai mengonsumsi burger di sebuah cabang di Greeley, Colorado. Melalui pengacaranya, Ron Simon, Stelly menuntut kompensasi atas kerugian yang dialami serta meminta McDonald’s memperbaiki prosedur kesehatan agar kasus serupa tidak terulang. Gugatan diajukan di Chicago, tempat kantor pusat McDonald’s berada. Kasus ini juga menjadi sorotan bagi konsumen dan pihak berwenang yang berharap McDonald’s terus menjaga keamanan bahan baku dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.

Peringatan dari BPOM Indonesia dan Langkah Pencegahan

Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan masih menunggu hasil investigasi FDA terkait keamanan bawang bombay dan daging yang digunakan McDonald’s. BPOM menyarankan masyarakat Indonesia untuk selalu menjaga kebersihan tangan dan memastikan makanan diproses dengan baik sebagai langkah pencegahan infeksi E. coli. Infeksi bakteri ini diketahui dapat menyebar melalui makanan yang kurang matang atau air yang terkontaminasi.

Dengan adanya penyelidikan dan tindakan preventif, diharapkan wabah E. coli pada burger McDonald’s ini dapat segera dikendalikan. Tetaplah waspada dan perhatikan gejala-gejala infeksi E. coli agar penanganan medis dapat dilakukan lebih dini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *