Donald Trump unggul dalam pemilihan presiden Amerika Serikat berdasarkan hitung cepat dari berbagai media pada Rabu (6/11). Berdasarkan data dari New York Times, Trump berhasil memperoleh 51 persen dari suara populer atau setara dengan 71 juta suara, serta mengantongi 277 suara elektoral dari 538 suara yang tersedia, mengalahkan Kamala Harris. Usai pengumuman tersebut, Trump langsung menyampaikan pidato kemenangannya di Florida tanpa menyinggung secara langsung isu Israel-Palestina.

Kebijakan Luar Negeri Trump Terkait Konflik Israel-Palestina

Selama masa jabatan Trump sebelumnya pada 2016-2020, Amerika Serikat tidak terlibat dalam perang besar atau operasi militer yang signifikan. Namun, berbeda dengan pemerintahan Joe Biden yang terus memberikan bantuan militer kepada Israel dan Ukraina, kebijakan luar negeri Trump lebih fokus pada menjaga jarak dari konflik langsung. Menurut pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi, Trump kemungkinan akan melanjutkan kebijakan yang lebih memihak Israel ketimbang Palestina.

Yon menjelaskan bahwa Trump secara konsisten menunjukkan dukungannya kepada Israel tanpa memberikan perhatian khusus pada isu Palestina. Bahkan, dalam berbagai kesempatan, Trump tak pernah secara terbuka menyerukan gencatan senjata untuk menghentikan agresi Israel di Gaza. Yon menilai sikap ini sebagai bentuk dukungan Trump terhadap kebijakan militer Israel.

Usulan “Deal of the Century” dan Dampaknya Terhadap Palestina

Trump juga pernah mengusulkan “Deal of the Century” sebagai solusi untuk konflik Israel-Palestina. Usulan ini berisi rencana yang lebih menguntungkan Israel, termasuk penggabungan wilayah pemukiman Israel dan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Meskipun disebut sebagai peta jalan untuk perdamaian, banyak pihak, termasuk Palestina, mengkritik usulan ini karena dianggap tidak adil dan merugikan Palestina. Menurut Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun, usulan ini hanya akan memperburuk posisi Palestina.

Pengamat hubungan internasional Sya’roni Rofii menambahkan bahwa kebijakan Trump di Timur Tengah cenderung lebih berfokus pada pendekatan ekonomi, dengan tujuan menjadikan elemen ekonomi sebagai fondasi perdamaian di kawasan tersebut.

Kekhawatiran Akan Hilangnya Perhatian pada Isu Palestina

Meski Trump dianggap lebih mengutamakan Israel dalam kebijakan luar negerinya, Sya’roni menilai masih ada peluang Trump akan membahas isu Palestina dalam agenda Timur Tengahnya. Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, pernah terlibat dalam diplomasi untuk mengupayakan gencatan senjata di wilayah Gaza, di mana Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar bertindak sebagai mediator.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *