Pada matchday keempat Liga Europa, Jumat dini hari (8/11/2024), Ajax Amsterdam menghadapi Maccabi Tel Aviv di Johan Cruyff Arena, Amsterdam. Pertandingan ini berakhir dengan skor telak 5-0 untuk kemenangan Ajax, namun situasi yang terjadi di luar stadion menarik perhatian dunia.

Sebelum laga dimulai, suporter fanatik Maccabi Tel Aviv memenuhi jalanan Amsterdam, menyanyikan chant dukungan bagi klub mereka. Aksi ini awalnya berlangsung damai, hingga beberapa anggota kelompok suporter memutuskan untuk menaiki sebuah bangunan dan menurunkan bendera Palestina yang tergantung di sana.

Aksi Suporter Memicu Ketegangan di Amsterdam

Kejadian ini memancing reaksi dari penduduk lokal Amsterdam, terutama mereka yang memiliki latar belakang Turki, Maroko, dan Arab. Ketegangan meningkat setelah beberapa suporter Maccabi Tel Aviv terdengar meneriakkan chant yang bernada provokatif terhadap warga Arab, termasuk nyanyian yang menyebutkan bahwa “tidak ada sekolah di Gaza karena tidak ada anak-anak lagi di sana.”

Insiden ini akhirnya berujung pada kekerasan di mana sejumlah warga lokal mengejar dan menyerang para suporter Maccabi Tel Aviv. Akibatnya, lima suporter terluka parah dan harus dilarikan ke rumah sakit, sementara 20-30 orang lainnya mengalami luka ringan. Beberapa video yang beredar di media sosial menunjukkan suporter yang ditahan oleh warga setempat dan dipaksa untuk meneriakkan slogan “Free Palestine” sebelum mereka dibebaskan.

Tindakan Kepolisian dan Repatriasi Suporter

Pihak kepolisian Belanda bertindak cepat dan menahan 62 orang yang diduga terlibat dalam insiden tersebut. Dari jumlah tersebut, 10 orang masih ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut. Menanggapi situasi yang memanas, pemerintah Israel segera mengirimkan pesawat untuk membawa para suporter Maccabi Tel Aviv kembali ke negara asal mereka demi keamanan.

Reaksi Keras dari Pemerintah Belanda

Insiden ini mendapatkan reaksi keras dari pemerintah Belanda. Raja Willem-Alexander dan Perdana Menteri Dick Schoof menyatakan simpati kepada korban dan menekankan bahwa tindakan antisemit tidak dapat ditoleransi di Belanda. Raja Willem-Alexander mengingatkan pentingnya keamanan bagi komunitas Yahudi di Belanda, sementara PM Schoof mengungkapkan rasa malu atas kejadian tersebut. Walikota Amsterdam, Femke Halsema, juga mengecam insiden kekerasan ini dan menegaskan bahwa tindakan semacam itu melampaui batas dan tidak dapat dibenarkan.

Konflik Israel-Palestina: Latar Belakang Ketegangan

Insiden kekerasan ini terjadi di tengah situasi konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Palestina, yang semakin memanas sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan tersebut direspons oleh Israel dengan operasi militer ke wilayah Gaza dan Lebanon, yang telah menyebabkan kerugian besar di wilayah tersebut, terutama bagi penduduk sipil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *