Korea Utara semakin mempererat hubungan militernya dengan Rusia di tengah konflik yang berlangsung di Ukraina. Menurut Badan Intelijen Korea Selatan (NIS), Korea Utara telah mengirimkan pasukan dan persenjataan untuk mendukung operasi Rusia di Ukraina.

NIS melaporkan bahwa artileri jarak jauh seperti howitzer 170 mm dan peluncur roket 240 mm dikirim oleh Pyongyang ke Moskow. Senjata ini dilaporkan membutuhkan keahlian khusus, sehingga personel tambahan dari Korea Utara juga diterjunkan untuk mengoperasikan dan merawat peralatan tersebut.

Selain itu, sekitar 12.000 hingga 15.000 personel Korea Utara telah dikerahkan ke wilayah Kursk, Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina. Sebagian besar dari mereka ditugaskan ke brigade udara dan korps marinir Rusia, menjalani pelatihan taktis dan strategi drone. Beberapa bahkan sudah terlibat langsung dalam pertempuran di garis depan.

Konsekuensi Pengiriman Pasukan Korea Utara

Keberadaan pasukan Korea Utara di wilayah konflik ini memunculkan kekhawatiran di tingkat internasional. Seoul dan Washington menyebut langkah ini dapat memperluas konflik dan mengancam stabilitas global, terutama di kawasan Indo-Pasifik dan Eropa.

NIS juga menyampaikan adanya kemungkinan korban jiwa atau luka dari pihak pasukan Korea Utara dalam pertempuran. Namun, rincian jumlah korban masih terus diverifikasi.

Kerja Sama Strategis Korea Utara dan Rusia

Langkah Korea Utara mengirimkan bantuan militer ke Rusia bukan hanya soal pasukan dan senjata. Hubungan strategis kedua negara semakin kuat, ditunjukkan oleh penandatanganan perjanjian kemitraan strategis pada September lalu. Kesepakatan ini mencakup kerja sama pertahanan jika salah satu pihak mengalami ancaman.

Hubungan erat ini juga terlihat dari pertemuan tingkat tinggi antara Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son-hui dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada awal November 2024. Pertemuan tersebut membahas peningkatan kerja sama militer dan transfer teknologi senjata canggih.

Potensi Eskalasi Konflik

Para pengamat internasional mengkhawatirkan bahwa perang yang terus berlanjut dapat memperkuat ketergantungan Rusia pada bantuan Korea Utara. Hal ini membuka peluang transfer teknologi militer yang lebih canggih dari Rusia ke Pyongyang.

Jika konflik tidak mereda, jumlah pasukan dan peralatan militer yang dikirim Korea Utara ke Rusia diperkirakan akan terus bertambah, memperburuk dampak geopolitik yang sudah ada.

Keterlibatan Korea Utara dalam konflik Rusia-Ukraina menjadi sorotan dunia, menunjukkan bagaimana aliansi militer kedua negara dapat memengaruhi peta kekuatan global. Perkembangan ini menandai babak baru dalam hubungan internasional yang perlu diawasi secara ketat oleh komunitas global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *