Rezim Bashar Al Assad resmi runtuh setelah ibu kota Damaskus berhasil dikuasai pasukan oposisi pada Minggu (8/12). Serangan besar-besaran yang diluncurkan kelompok pemberontak sejak 27 November lalu berhasil memukul mundur pasukan Assad. Konflik ini menandai akhir dari perang saudara di Suriah yang telah berlangsung sejak 2011.

Menurut laporan dari Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), lebih dari 900 orang tewas selama pertempuran sengit tersebut. Angka ini meliputi 138 warga sipil, 380 tentara pro-rezim, dan 392 anggota pemberontak.

Assad Kabur ke Rusia bersama Keluarga

Setelah kehilangan kendali atas Damaskus, Bashar Al Assad dilaporkan meninggalkan Suriah dan tiba di Moskow bersama keluarganya pada Minggu (9/12). Menurut pejabat di Kremlin, Rusia memberikan suaka politik kepada Assad untuk melindungi kepentingan militernya di Suriah. Kementerian Luar Negeri Rusia juga menyatakan bahwa Assad telah menyerahkan perintah untuk transisi kekuasaan secara damai.

Keberhasilan kelompok pemberontak merebut Damaskus mengakhiri kekuasaan Assad yang telah bertahan selama enam dekade. Rusia, sebagai sekutu utama Assad, berjanji akan memfasilitasi negosiasi damai di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Akhir Perang Saudara yang Panjang dan Penuh Derita

Perang saudara di Suriah dimulai lebih dari satu dekade lalu dengan eskalasi besar-besaran baru-baru ini. Pasukan oposisi dengan cepat merebut wilayah-wilayah strategis seperti Idlib, Aleppo, dan Hama sebelum akhirnya menyerbu Damaskus. Kejatuhan ibu kota menandai babak baru dalam sejarah Suriah.

Amnesty International: Keadilan Harus Ditegakkan

Amnesty International menyerukan agar para pelaku pelanggaran hak asasi manusia di Suriah diadili. Agnes Callamard, kepala Amnesty, menegaskan bahwa ini adalah peluang bersejarah untuk memastikan keadilan. Ia mendesak pengadilan yang adil tanpa hukuman mati untuk menangani kasus pelanggaran HAM yang terjadi selama rezim Assad berkuasa. Callamard juga meminta kelompok oposisi untuk meninggalkan praktik kekerasan di masa lalu dan fokus pada rekonsiliasi nasional.

Rusia dan Solusi Politik di Suriah

Moskow, yang selama ini menjadi pendukung utama Assad, kini menawarkan solusi politik untuk menyelesaikan krisis. Pejabat Rusia menyatakan bahwa negosiasi damai akan dilakukan di bawah naungan PBB. Langkah ini diharapkan dapat membawa stabilitas bagi Suriah setelah bertahun-tahun dilanda perang.

Suriah di Persimpangan Sejarah
Dengan berakhirnya era Bashar Al Assad, Suriah menghadapi tantangan besar untuk membangun kembali negara yang hancur akibat perang. Rekonsiliasi nasional, keadilan untuk para korban, dan negosiasi politik menjadi kunci untuk masa depan Suriah yang damai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *