Pemerintah Indonesia segera meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang direncanakan mulai berjalan pada 6 Januari 2025. Program ini bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat melalui bahan pangan lokal tanpa ketergantungan impor. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan bahwa pelaksanaan MBG akan dilakukan serentak di berbagai wilayah Indonesia. Namun, ia belum memberikan informasi detail mengenai lokasi awal penerapan program ini.

Susu Ikan Sebagai Alternatif dalam MBG

Salah satu inovasi yang dipertimbangkan masuk dalam program MBG adalah susu ikan. Produk ini dihasilkan dari ikan segar yang diolah menggunakan teknologi untuk menjadi bubuk hidrolisat protein ikan (HPI). Bubuk HPI kemudian dicampur dengan berbagai rasa, seperti cokelat dan stroberi, untuk mengurangi aroma amis khas ikan.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistyo, menyebutkan bahwa produsen susu ikan, yaitu Berikan Protein, sedang dalam proses pendaftaran sebagai mitra BGN. Hingga kini, terdapat 44 Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang telah mendaftar sebagai mitra program MBG. Pihak KKP terus mendorong 1.195 UPI bersertifikat kelayakan untuk ikut serta dalam program ini, yang juga bertujuan memperkuat ekonomi desa melalui kolaborasi dengan Kementerian Desa.

Arahan Presiden untuk MBG dengan Bahan Lokal

Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan agar bahan baku untuk MBG sepenuhnya berasal dari Indonesia dan memanfaatkan sumber daya lokal. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, seusai rapat koordinasi di Istana Bogor. Presiden meminta agar program ini mampu memberdayakan koperasi, badan usaha milik desa (BUMDes), serta hasil pangan lokal dari tiap daerah.

Budi Arie menyampaikan bahwa 1.923 koperasi telah siap mendukung pelaksanaan MBG, mencakup berbagai sektor seperti telur, sayur, beras, hingga ikan. Selain itu, desa-desa yang memproduksi jagung, ikan nila, dan melon juga berperan penting dalam menyediakan kebutuhan bahan baku program ini.

Dana Desa untuk Ketahanan Pangan

Dalam mendukung keberlanjutan program ini, 20% dari dana desa tahun 2025, yang berjumlah Rp 71 triliun, telah dialokasikan untuk ketahanan pangan. Menurut Budi, langkah ini tidak hanya memastikan kelancaran program MBG, tetapi juga menggerakkan perekonomian masyarakat desa dengan memaksimalkan potensi komoditas lokal.

Inovasi Gizi dan Ketahanan Pangan untuk Masa Depan

Susu ikan dan program MBG menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menyediakan solusi gizi berbasis sumber daya lokal. Selain memperbaiki pola konsumsi masyarakat, langkah ini juga diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan nasional serta mendorong ekonomi pedesaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *