Proyek jalan tol Semarang-Demak menjadi sorotan dengan inovasi konstruksi berbasis bambu. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), bersama Menteri Pekerjaan Umum, Doddy Hanggodo, meninjau langsung perkembangan proyek ini pada Sabtu (11/1/2025).

Dalam kunjungan tersebut, AHY menyoroti penggunaan lebih dari 7 juta batang bambu sebagai pondasi jalan tol sepanjang 10,6 km. Batang bambu ini didatangkan dari Jawa dan Kalimantan untuk mendukung teknik konstruksi inovatif yang disebut matras bambu. “Penggunaan matras bambu ini merupakan karya inovasi anak bangsa yang luar biasa. Ini adalah langkah baru dalam dunia konstruksi di Indonesia,” ujar AHY.

Keunggulan Matras Bambu sebagai Teknologi Konstruksi

Menurut AHY, metode ini menjadi terobosan pertama di Indonesia. Bambu disusun secara vertikal dengan 13 lapisan khusus yang memberikan kekuatan dan stabilitas tinggi pada pondasi jalan tol. Teknik ini juga dinilai ramah lingkungan dan mampu memaksimalkan sumber daya lokal.

Selain inovasi teknologi, proyek ini juga merupakan program padat karya yang melibatkan banyak tenaga kerja lokal. AHY menyempatkan berdialog dengan para pekerja yang tengah merangkai bambu menggunakan tali nilon khusus berdiameter 8 mm. “Pekerjaan ini membutuhkan ketelitian dan kesabaran tinggi, tetapi hasilnya memberikan pondasi yang kokoh,” jelas AHY.

Manfaat Proyek Tol Semarang-Demak

Proyek Tol Semarang-Demak tidak hanya menghubungkan wilayah Semarang dan Demak sepanjang 10,6 km, tetapi juga diintegrasikan dengan kolam retensi dan tanggul laut. Fasilitas ini dirancang untuk mengatasi dua permasalahan utama: kemacetan lalu lintas dan banjir rob yang sering melanda kawasan pesisir utara Jawa Tengah.

Hingga saat ini, sepanjang 5,2 km dari proyek jalan tol ini telah selesai, sementara sisanya terus dikebut agar selesai sesuai target pada tahun 2027. AHY berharap proyek ini dapat meningkatkan konektivitas, memperlancar distribusi barang dan jasa, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Jawa Tengah.

Komitmen untuk Masa Depan Infrastruktur Indonesia

Dengan panjang total 10,6 km, jalan tol ini diharapkan menjadi simbol kemampuan Indonesia dalam menerapkan teknologi inovatif yang berkelanjutan. Proyek ini juga menunjukkan bagaimana potensi lokal, seperti bambu, dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung pembangunan infrastruktur modern.

“Proyek ini diharapkan menjadi solusi nyata bagi permasalahan kemacetan dan banjir rob, serta memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat,” tambah AHY.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *