Sebuah petisi yang menyerukan pencabutan gelar Prince of Wales dari Pangeran William telah mendapatkan lebih dari 42.000 tanda tangan sejak pertama kali diluncurkan. Petisi ini diinisiasi oleh seorang warga Wales, Dr. Trystan Gruffydd, yang menilai gelar tersebut merupakan simbol penindasan sejarah terhadap Wales dan tidak lagi relevan di era modern.
Sejarah Gelar Pangeran Wales
Gelar Prince of Wales awalnya merupakan gelar yang diberikan kepada penguasa asli Wales sejak akhir abad ke-12. Namun, setelah Kerajaan Inggris menaklukkan Wales pada 1301, Raja Edward I mengambil alih gelar tersebut dan memberikannya kepada putra sulungnya, Edward of Caernarfon. Sejak saat itu, gelar ini terus diwariskan kepada putra mahkota Inggris sebagai simbol kekuasaan atas Wales.
Dalam sejarahnya, gelar ini tidak pernah diberikan kepada orang Wales, melainkan selalu dipegang oleh bangsawan Inggris sebagai bentuk dominasi politik. Keputusan Raja Charles III untuk memberikan gelar tersebut kepada Pangeran William pada 2022 kembali memicu perdebatan di kalangan masyarakat Wales.
Protes dan Reaksi Masyarakat Wales
Banyak warga Wales menilai bahwa gelar ini tidak memiliki hubungan yang nyata dengan negara mereka dan tetap menjadi simbol penindasan historis. Petisi yang diunggah di platform Change.org menegaskan bahwa penggunaan gelar tersebut merendahkan status Wales sebagai sebuah negara yang berdaulat.
Beberapa komentar dalam petisi ini menyatakan bahwa gelar Prince of Wales hanya mencerminkan dominasi Inggris atas Wales dan tidak mencerminkan identitas serta aspirasi rakyat Wales. Petisi ini semakin menarik perhatian publik setelah Raja Charles III diduga tidak berkonsultasi dengan Pemerintah Wales sebelum memberikan gelar tersebut kepada Pangeran William.
Perkembangan Petisi dan Jajak Pendapat Publik
Sejak petisi ini diluncurkan, dukungan terhadap pencabutan gelar semakin meningkat. Per 31 Januari 2025, lebih dari 42.916 orang telah menandatangani petisi ini dari target 50.000 tanda tangan. Dalam beberapa jajak pendapat yang dilakukan sejak 1999, masyarakat Wales memiliki pandangan yang beragam mengenai gelar ini. Jajak pendapat YouGov pada September 2022 menunjukkan bahwa 66 persen warga Wales masih mendukung pemberian gelar tersebut kepada Pangeran William, sementara 22 persen menentangnya.
Kontroversi ini juga diperburuk oleh fakta bahwa Raja Charles III tidak mengadakan komunikasi langsung dengan Menteri Pertama Wales, Mark Drakeford, mengenai pemberian gelar ini. Meskipun tidak ada kewajiban hukum bagi kerajaan untuk berkonsultasi dengan pemerintah Wales, banyak pihak merasa bahwa keputusan tersebut seharusnya melibatkan perwakilan resmi Wales.
Sikap Kerajaan Inggris dan Masa Depan Gelar Pangeran Wales
Hingga saat ini, pihak Kerajaan Inggris belum memberikan respons resmi terhadap tuntutan pencabutan gelar Prince of Wales. Meskipun demikian, perdebatan mengenai status gelar ini masih terus berlangsung, terutama di kalangan nasionalis Wales yang ingin melihat perubahan dalam struktur monarki Inggris terkait dengan Wales.
Di sisi lain, sejarah menunjukkan bahwa pemberian gelar ini juga memiliki aspek diplomasi, di mana Raja Charles III sebelumnya menjalani prosesi penobatan ala Wales pada tahun 1969 setelah mempelajari bahasa dan budaya Wales. Namun, belum ada kepastian apakah Pangeran William akan menjalani tradisi serupa.
Dengan meningkatnya kesadaran nasionalisme di Wales, perdebatan mengenai gelar Prince of Wales kemungkinan besar akan terus berkembang di masa depan. Perubahan kebijakan atau keputusan dari pihak kerajaan terkait gelar ini mungkin akan bergantung pada tekanan publik dan dinamika politik yang terus berkembang.