Sebuah penerbangan Cathay Pacific dari Singapura menuju Hong Kong pada 1 Februari berubah menjadi pengalaman tidak menyenangkan bagi penumpang. Seorang pria yang tidak disebutkan namanya terlibat pertengkaran dengan penumpang wanita karena masalah sandaran kursi. Insiden ini terjadi selama penerbangan empat jam, yang membuat suasana kabin menjadi tegang.
Masalah bermula saat pria tersebut menyesuaikan posisi sandaran kursinya, sementara putrinya yang berusia dua tahun berlarian di lorong pesawat. Penumpang wanita yang duduk di belakang merasa terganggu dan menegur anak tersebut, tetapi sang ayah memilih untuk tidak menanggapi. Tidak lama kemudian, pria tersebut terus-menerus menyesuaikan sandaran kursinya, membuat ruang bagi penumpang di belakangnya semakin sempit.
Penumpang wanita tersebut akhirnya meminta pria itu untuk berhenti merebahkan kursinya secara berlebihan. Namun, pria tersebut justru bereaksi dengan marah, berdiri dan menunjuk-nunjuk wanita itu sambil berteriak, “Bisakah saya menyesuaikan kursi saya atau tidak – apakah itu ada dalam aturan? Tutup mulutmu!” Situasi semakin memanas hingga awak kabin harus turun tangan untuk menenangkan suasana.
Insiden Serupa di Penerbangan dari Hong Kong ke London
Tak lama setelah insiden tersebut, Cathay Pacific kembali menjadi sorotan akibat kejadian serupa dalam penerbangan dari Hong Kong ke London pada 17 September 2024. Seorang penumpang asal China membagikan pengalamannya di media sosial Xiaohongshu, mengungkapkan bagaimana perselisihan mengenai sandaran kursi berubah menjadi penghinaan rasial.
Penumpang wanita itu mengaku bahwa seorang wanita yang duduk di belakangnya meminta agar sandaran kursinya dinaikkan karena menghalangi pandangan suaminya ke layar TV. Setelah penumpang tersebut menolak dengan sopan, wanita di belakang mulai menendang sandaran tangan dan memaki dengan kata-kata kasar. Ketika menyadari bahwa penumpang tersebut tidak fasih berbahasa Kanton, penghinaan bernada rasial pun dilontarkan.
Suami wanita tersebut bahkan menggoyangkan sandaran kursi secara agresif, membuat penumpang merasa ruang pribadinya dilanggar. Ketika penumpang meminta bantuan pramugari, tanggapan yang diterima justru mengecewakan, dengan saran agar ia meluruskan sandaran kursinya. Penumpang tersebut menolak saran tersebut, merasa bahwa permintaan itu tidak adil.
Tanggapan Publik dan Larangan Seumur Hidup
Video yang diunggah penumpang tersebut memicu beragam reaksi dari publik. Banyak yang mengecam perilaku pasangan tersebut, menganggap tindakan mereka tidak etis dan memalukan. Sebagian berpendapat bahwa jika ingin kenyamanan lebih, mereka seharusnya memilih kursi di kelas satu. Sebagian lainnya membela reputasi warga Hong Kong, menyebut insiden ini sebagai pengecualian.
Cathay Pacific akhirnya mengambil tindakan tegas dengan melarang pasangan tersebut menggunakan layanan penerbangan mereka seumur hidup. Keputusan ini diambil untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan semua penumpang di masa mendatang.
Perdebatan Tentang Sandaran Kursi Pesawat
Insiden-insiden ini memicu perdebatan lebih luas mengenai etika penggunaan sandaran kursi di pesawat. Beberapa orang berpendapat bahwa merebahkan kursi adalah hak penumpang, mengingat kursi dirancang untuk dapat diatur. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa tindakan tersebut harus mempertimbangkan kenyamanan penumpang lain, terutama di penerbangan jarak jauh.
Pertengkaran antar penumpang karena sandaran kursi menunjukkan pentingnya menjaga etika dan rasa hormat di ruang publik seperti pesawat. Maskapai penerbangan juga diharapkan lebih sigap dalam menangani konflik agar kenyamanan dan keselamatan tetap terjaga.