Manchester – Roy Keane, legenda Manchester United, sekali lagi mengkritik keras situasi klub yang tengah berada dalam masalah besar, baik di dalam maupun di luar lapangan. Keane, yang dikenal dengan pendapatnya yang tegas, menyebut performa buruk Manchester United di awal musim ini sebagai sesuatu yang tidak mengejutkan, bahkan sudah ia perkirakan sebelumnya. Setan Merah hanya meraih tiga kemenangan dari 11 pertandingan di seluruh kompetisi, dan dalam lima laga terakhir, mereka gagal meraih kemenangan, termasuk tiga pertandingan di Premier League yang membuat posisi mereka tertahan di peringkat 14 setelah tujuh pekan.
Dalam podcast The Overlap, Keane menyoroti bahwa masalah utama Manchester United berasal dari ruang ganti tim. Ia menyinggung pernyataan Christian Eriksen yang mengakui bahwa lawan lebih berkomitmen dan bertekad saat menghadapi MU, yang menurut Keane hanya akan semakin memperburuk suasana tim.
“Jika ini yang keluar dari ruang ganti, tidak heran Erik ten Hag dalam tekanan besar. Saya tidak yakin ada sebuah tim yang solid di sana, mereka terlalu terbuka, tidak cukup atletis, dan tidak mencetak cukup gol,” ujar Keane. Ia juga mempertanyakan budaya di dalam klub, terutama di lapangan latihan, dan mengkritik kurangnya kepemimpinan dari para pemain senior.
Erik ten Hag di Bawah Tekanan: Keputusan Manajemen Dikritik
Selain masalah di dalam lapangan, Keane juga menyoroti masalah di tingkat manajemen klub. Dalam sebuah pertemuan dewan direksi yang berlangsung selama tujuh jam, masa depan Erik ten Hag menjadi pembahasan utama. Meski hasil pertemuan tidak diumumkan secara resmi, kabarnya manajemen MU masih memberikan kesempatan bagi Ten Hag untuk memperbaiki situasi, namun posisi manajer asal Belanda ini tetap belum aman jika performa klub terus memburuk.
Roy Keane, dalam podcast Stick to Football, menyatakan bahwa ia sudah tidak lagi mengenali Manchester United sebagai klub yang pernah ia bela. “Saya tidak tahu apakah Ten Hag akan bertahan hingga akhir tahun. Klub ini selalu tentang karakter yang kuat, tetapi saya tidak melihat itu lagi sekarang. Mereka memotong dan mengubah segalanya di balik layar,” kata Keane dengan nada kecewa.
Menurut Keane, perubahan besar di dalam klub serta pembelian pemain yang tidak tepat telah membuat MU kehilangan identitasnya. Ia menilai keputusan-keputusan yang diambil manajemen lebih berfokus pada bisnis daripada prestasi sepak bola, berbeda dengan apa yang ia alami selama masa kejayaannya di Old Trafford.
Struktur Manajemen di Manchester United Dipertanyakan
Meski Erik ten Hag menjadi sorotan utama karena hasil buruk yang diraih Manchester United, Keane meyakini bahwa masalah di klub lebih mendalam. Struktur kepemimpinan klub yang melibatkan Sir Jim Ratcliffe, Joel Glazer, dan Dave Brailsford juga menjadi perhatian. Keane menilai bahwa keputusan-keputusan yang diambil oleh manajemen tidak hanya mencerminkan buruknya performa Ten Hag, tetapi juga menggambarkan kekacauan dalam pengelolaan klub secara keseluruhan.
Sir Jim Ratcliffe, salah satu pemilik klub, menegaskan dalam sebuah wawancara dengan BBC Sport bahwa tanggung jawab atas masa depan Ten Hag bukan sepenuhnya ada di tangannya. “Tim manajemen yang menjalankan Manchester United yang harus memutuskan bagaimana cara terbaik untuk mengelola tim,” ungkap Ratcliffe.
Tantangan Besar bagi Manchester United
Dengan berbagai masalah yang dihadapi, baik di lapangan maupun dalam manajemen, Manchester United kini berada dalam situasi yang sangat sulit. Tekanan tidak hanya ada pada Erik ten Hag, tetapi juga pada seluruh struktur klub yang harus segera melakukan perbaikan agar bisa kembali bersaing di papan atas Premier League dan di kancah Eropa.