Kisah tragis menimpa seorang pendaki muda bernama Akram (17) yang ditinggalkan oleh rekan-rekannya di Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Akram mengalami gejala hipotermia dan kelaparan setelah ditinggalkan oleh kelompoknya. Koordinator SAR KPA Hijau Bawakaraeng, Halik Hasbih, menjelaskan bahwa peristiwa ini bermula saat Akram memulai pendakian bersama lima rekannya.

Kronologi Kejadian

Pendakian tersebut dimulai sekitar pukul 08.00 WITA, di mana kelompok mereka terbagi menjadi dua tim setelah sampai di Pos 1. Akram termasuk dalam tim kedua yang tertinggal saat mereka mulai menuruni gunung pada pukul 13.25 WITA. Dalam perjalanan dari Pos 10 menuju Pos 9, Akram mengalami kelelahan dan kelaparan. Rombongan pendaki hanya memberinya jaket dan radio komunikasi, kemudian meninggalkannya dan melanjutkan perjalanan ke Pos 8.

Sesampainya di Pos 8, Akram kehilangan telepon genggamnya dan menghadapi kesulitan untuk berjalan bersama tim. Akhirnya, teman-temannya memutuskan untuk meninggalkannya. Akram melanjutkan perjalanan turun sendirian, tetapi saat sampai di jalur antara Pos 8 dan Pos 7, ia mulai menunjukkan tanda-tanda hipotermia.

Bantuan dari Pendaki Lain

Beruntung, seorang pendaki lain yang sedang turun menyadari kondisi Akram. Pendaki tersebut memberikan makanan kepada Akram dan segera melaporkan kejadian itu kepada Tim SAR di Pos Registrasi. Tim SAR memberikan instruksi untuk memberikan penanganan pertama pada Akram. Setelah kondisinya mulai membaik, Akram dibawa ke Pos 7 sambil menunggu tim evakuasi dari KPA Hijau Bawakaraeng.

Tindakan yang Disayangkan

Halik mengungkapkan kekecewaannya terhadap tindakan teman-teman Akram yang meninggalkannya dalam kondisi kritis. Ia menyoroti kurangnya inisiatif untuk segera melaporkan kejadian ini kepada Tim SAR, meskipun nomor kontak darurat sudah disediakan di Pos Registrasi.

“Tindakan meninggalkan rekan satu tim dalam situasi darurat seperti ini adalah pelanggaran serius. Kami telah menekankan pentingnya melaporkan masalah apapun selama pendakian, namun sayangnya, hal ini tidak dilakukan,” ujar Halik.

Sanksi untuk Rombongan Pendaki

Akibat tindakan tersebut, Akram dan kelima rekannya mendapatkan sanksi dari KPA Hijau Bawakaraeng. Mereka dilarang melakukan pendakian di Gunung Bawakaraeng selama tiga tahun. Keputusan ini diambil untuk memberi efek jera dan memastikan bahwa para pendaki bertanggung jawab atas keselamatan rekan-rekannya.

“Seluruh kelompok pendaki, termasuk Akram, dijatuhi sanksi karena dianggap tidak menjaga kekompakan. Sanksi ini diharapkan menjadi pelajaran bagi mereka agar lebih dewasa dalam bersikap saat melakukan pendakian,” tambah Halik.

Pentingnya Edukasi dan Keselamatan Pendaki Muda

Menurut Ahmad Dzaky, Admin KPA Hijau Bawakaraeng, keputusan untuk memberikan sanksi tiga tahun juga mempertimbangkan usia para pendaki yang masih 17 tahun. Diharapkan, dalam kurun waktu tiga tahun ke depan, mereka akan lebih matang secara pemikiran dan mampu bertanggung jawab dengan lebih baik. Identitas keenam pendaki ini telah ditandai di Pos Registrasi, sehingga mereka tidak bisa melakukan pendaftaran baik secara online maupun offline.

“Kami juga akan menampilkan foto mereka di Pos Registrasi untuk mengingatkan pendaki lain agar selalu menjaga keselamatan dan solidaritas selama pendakian,” terang Dzaky.

Pentingnya Kesadaran Akan Hipotermia

Hipotermia adalah kondisi medis serius yang dapat terjadi ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada kemampuannya untuk memproduksi panas. Hal ini dapat menyebabkan gangguan fungsi sistem saraf dan organ tubuh, yang jika tidak segera ditangani, dapat berakibat fatal. Edukasi mengenai hipotermia dan cara mencegahnya menjadi hal yang sangat penting bagi para pendaki, terutama yang masih muda dan belum memiliki pengalaman mendalam dalam pendakian gunung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *