Timnas Nigeria mengalami situasi yang tidak menyenangkan jelang pertandingan melawan Libya dalam lanjutan Kualifikasi Piala Afrika 2025. Elang Super, julukan Timnas Nigeria, ditelantarkan selama lebih dari 12 jam di bandara, membuat para pemainnya frustrasi dan akhirnya memutuskan menolak untuk bertanding melawan Libya.
Pertandingan tersebut seharusnya digelar di Martyrs of Benina Stadium, Baninah, Libya, pada Rabu (16/10/2024) dini hari WIB. Stadion ini terletak di Kota Benina, yang berjarak sekitar 19 kilometer dari Benghazi. Namun, perjalanan Timnas Nigeria dari Lagos menuju Benina mengalami kendala serius.
Perjalanan Terhambat dan Pemain Terlantar di Bandara
Pesawat yang membawa Timnas Nigeria tidak mendarat sesuai rencana di bandara tujuan. Alih-alih tiba di Benina, pesawat dialihkan ke Al Abraq International Airport pada Minggu (13/10). Ketika mereka turun dari pesawat, masalah baru muncul—para pemain dan staf Timnas Nigeria terlantar di bandara tersebut selama lebih dari setengah hari tanpa makanan, minuman, atau akses internet.
Tanpa ada kejelasan mengenai transportasi ke tempat pertandingan, para pemain seperti Victor Boniface dan rekan-rekannya harus menunggu dalam kondisi yang tidak nyaman. Bahkan, beberapa pemain terlihat tertidur di kursi-kursi di terminal bandara.
Kedutaan Besar Nigeria di Libya dilaporkan tidak bisa berbuat banyak karena terkendala izin dari pemerintah setempat. Hal ini semakin memperburuk situasi yang dialami oleh Timnas Nigeria.
Para Pemain Nigeria Menolak Bertanding
Kapten Timnas Nigeria, William Troost-Ekong, melalui media sosial, menyampaikan keputusan tim bahwa mereka menolak untuk melanjutkan pertandingan. “Sebagai kapten tim, bersama dengan anggota tim, kami telah memutuskan bahwa kami tidak akan memainkan pertandingan ini. Biarkan poin-poin itu menjadi milik mereka,” ungkap Troost-Ekong.
Menurut Troost-Ekong, perjalanan darat selama tiga jam dari Al Abraq ke Benina sangat berisiko dan tidak menjamin keselamatan para pemain. Dia juga meragukan kualitas akomodasi dan makanan yang akan mereka terima jika memutuskan untuk melanjutkan perjalanan tersebut.
Pernyataan Troost-Ekong didukung oleh beberapa pemain kunci lainnya, seperti Wilfried Ndidi, Bright Osayi-Samuel, dan Victor Boniface. Mereka menyatakan bahwa kondisi yang mereka alami sangat tidak layak dan berharap agar CAF (Federasi Sepakbola Afrika) memberikan sanksi kepada Federasi Sepakbola Libya.
Tanggapan dari Federasi Sepakbola Libya
Sementara itu, Federasi Sepakbola Libya (LFF) menepis tuduhan bahwa mereka sengaja menelantarkan para pemain Nigeria. LFF menyatakan bahwa tidak ada niat untuk mensabotase persiapan Nigeria dalam pertandingan ini. Mereka juga berharap agar situasi ini bisa diselesaikan dengan baik dan tetap dalam semangat sportivitas.
“Kami berharap kesalahpahaman ini dapat diselesaikan dengan pengertian dan niat baik. Pintu kami selalu terbuka untuk saudara-saudara kami di Nigeria dan semua tim Afrika lainnya,” demikian pernyataan resmi LFF.
Laporan dari The Athletic mengungkap bahwa situasi ini mungkin merupakan balasan dari Libya atas perlakuan serupa yang mereka alami ketika bertandang ke Nigeria minggu sebelumnya. Saat itu, Libya juga mengalami kesulitan yang tidak sepatutnya dan akhirnya kalah 0-1 di laga tersebut.