Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump kembali membuat keputusan yang mengejutkan. Setelah sebelumnya menarik diri dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kini Trump menginstruksikan pembekuan hampir seluruh bantuan luar negeri yang diberikan AS kepada berbagai negara.

Keputusan ini diumumkan oleh Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, melalui memo resmi yang dikirimkan ke seluruh pos diplomatik AS. Dalam memo tersebut, disebutkan bahwa penghentian dana bantuan harus segera dilakukan, termasuk menghentikan proyek yang tengah berlangsung. Pemerintah juga akan meninjau ulang semua bantuan yang ada untuk memastikan apakah program-program tersebut sejalan dengan prioritas kebijakan luar negeri Trump.

Kebijakan yang Memicu Polemik

Langkah ini mencakup penghentian dana miliaran dolar yang sebelumnya dialokasikan untuk program-program global seperti kesehatan, pendidikan, pelatihan kerja, dan pemberantasan korupsi. Meskipun begitu, ada beberapa pengecualian yang diberikan, seperti untuk bantuan pangan darurat dan dukungan militer kepada Israel serta Mesir. Namun, belum ada kejelasan apakah kebijakan ini juga mencakup negara-negara seperti Ukraina atau Taiwan.

Banyak pihak menyayangkan keputusan ini, termasuk para pejabat kemanusiaan yang menyebutnya sebagai langkah yang sangat merugikan. Salah satu program kesehatan terkenal, PEPFAR (Presidential Emergency Plan for AIDS Relief), yang telah menyelamatkan jutaan jiwa, termasuk dalam daftar program yang terkena pembekuan.

Alasan di Balik Kebijakan Pembekuan

Menurut memo internal yang dikeluarkan, langkah ini diambil untuk memastikan bahwa dana bantuan yang dialokasikan tidak tumpang tindih dan benar-benar efektif dalam mencapai tujuan kebijakan luar negeri Presiden Trump. Dalam waktu satu bulan, standar baru untuk mengevaluasi bantuan akan dibuat, dan seluruh proses tinjauan diharapkan selesai dalam waktu tiga bulan.

Namun, kebijakan ini menuai kritik tajam. Presiden dan CEO Oxfam AS, Abby Maxman, memperingatkan bahwa penghentian bantuan ini akan berdampak buruk pada komunitas yang tengah menghadapi krisis. “Keputusan ini mengancam nyawa dan masa depan jutaan orang, terutama mereka yang bergantung pada bantuan vital seperti imunisasi dan pengobatan HIV/AIDS,” ujar Maxman.

Dampak Global dan Harapan untuk Masa Depan

Keputusan ini dinilai dapat mengganggu stabilitas global, terutama di negara-negara berkembang yang sangat bergantung pada bantuan AS. Sementara itu, Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq menyatakan bahwa meskipun ini adalah keputusan bilateral, negara-negara yang mampu diharapkan tetap memberikan bantuan pembangunan secara konsisten.

Pemerintah AS menegaskan bahwa pembekuan ini merupakan langkah penting untuk menyesuaikan alokasi dana dengan nilai-nilai dan kepentingan nasional. Namun, komunitas internasional terus mendesak AS untuk mempertimbangkan kembali kebijakan ini demi kepentingan kemanusiaan global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *