Dua wanita, Teresa dan Tara, mengaku diusir dari penerbangan Spirit Airlines karena mengenakan pakaian yang dianggap tidak pantas oleh kru kabin. Mereka dijadwalkan terbang dari Los Angeles menuju New Orleans pada Jumat (4/10). Saat insiden terjadi, mereka mengklaim mengenakan atasan crop top dan melepas sweater mereka karena merasa panas di dalam pesawat.

Ketegangan Dimulai dari Permintaan Kru Kabin untuk Menutupi Pakaian

Teresa dan Tara menyatakan bahwa mereka merasa tidak nyaman dengan suhu kabin yang panas, sehingga memutuskan untuk melepas sweater mereka. Namun, seorang pramugara pria meminta mereka untuk segera mengenakan kembali sweater tersebut. Saat diminta untuk menjelaskan alasan perintah itu, pramugara tersebut tidak memberikan jawaban yang jelas, hanya menegaskan bahwa mereka harus menutup tubuh mereka.

Situasi semakin memanas ketika Teresa dan Tara meminta klarifikasi mengenai aturan berpakaian yang mereka langgar. Akibatnya, kru kabin memanggil supervisornya, yang akhirnya memutuskan untuk mengusir mereka dari pesawat tanpa mengembalikan biaya tiket.

Pernyataan Teresa dan Tara Setelah Pengusiran

Teresa, yang merupakan influencer perjalanan dengan hampir 40 ribu pengikut di media sosial, merasa diperlakukan tidak adil oleh pihak Spirit Airlines. Mereka menggambarkan pengalaman tersebut sebagai hal yang sangat memalukan dan tidak manusiawi. Tara menambahkan bahwa mereka merasa seperti diperlakukan sebagai kriminal hanya karena pakaian yang mereka kenakan.

Keduanya menjelaskan bahwa ada penumpang lain di pesawat yang mengenakan pakaian serupa, namun hanya mereka berdua yang menjadi target perlakuan tersebut. Setelah dikeluarkan, mereka terpaksa membayar biaya tambahan sebesar USD 1.000 atau sekitar Rp 15,7 juta untuk memesan penerbangan baru dengan maskapai lain.

Penumpang Lain Membela, Namun Situasi Tidak Berubah

Selama kejadian tersebut, beberapa penumpang lain mencoba membela Teresa dan Tara, namun pramugara tetap bersikukuh pada keputusannya. Bahkan, salah satu penumpang menghubungi mereka setelah penerbangan untuk memberi tahu bahwa pramugara tersebut mengomentari situasi tersebut, mengatakan bahwa mereka seharusnya tidak mempermasalahkan hal ini agar bisa tiba di tujuan lebih cepat.

Setelah insiden tersebut, Teresa dan Tara menghubungi Spirit Airlines untuk meminta klarifikasi mengenai kebijakan berpakaian yang diterapkan oleh maskapai. Namun, hingga kini, mereka belum mendapatkan tanggapan resmi.

Klarifikasi dan Tindak Lanjut dari Spirit Airlines

Dalam upaya mencari jawaban, mereka juga memeriksa aturan resmi berpakaian yang diterapkan oleh Spirit Airlines. Hasilnya, tidak ada ketentuan yang melarang penumpang untuk mengenakan crop top. Mereka merasa perlakuan yang diterima adalah bentuk diskriminasi, karena kru kabin tidak memberikan penjelasan yang jelas selain perintah untuk kembali mengenakan sweater.

“Ini bukan masalah aturan, melainkan diskriminasi murni,” ujar Tara. Dia menambahkan bahwa pramugara tersebut tidak mau memberi alasan lain selain perintah untuk memakai sweater.

Insiden ini memicu perdebatan di media sosial, terutama karena Teresa adalah seorang influencer yang memiliki ribuan pengikut, yang secara tidak langsung memperbesar perhatian publik terhadap kasus ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *