Erik Ten Hag resmi dipecat dari posisinya sebagai pelatih Manchester United usai kekalahan 1-2 dari West Ham United pada laga pekan lalu. Kekalahan tersebut memperpanjang catatan negatif yang dialami Setan Merah dalam dua musim terakhir, yang pada akhirnya mengarah pada keputusan manajemen untuk berpisah dengan pelatih asal Belanda ini.

Sebelumnya, Ten Hag sempat membangkitkan harapan dengan menyudahi enam tahun puasa trofi Manchester United dengan membawa pulang Piala Liga Inggris 2023. Ia bahkan menjadi pelatih pertama sejak Sir Alex Ferguson yang berhasil meraih dua trofi beruntun setelah memenangkan Piala FA pada Mei tahun lalu. Namun, prestasi ini tampaknya hanya menyamarkan masalah-masalah mendasar dalam tim yang kerap terpuruk sepanjang musim berjalan.

Penurunan Prestasi Manchester United di Bawah Erik Ten Hag

Usai mengakhiri musim 2022/2023 di posisi ketiga dengan total 75 poin, performa United justru menurun drastis di musim berikutnya, hanya mengumpulkan 60 poin dan berada di posisi kedelapan dengan selisih gol minus. Musim ini, mereka juga sudah menelan empat kekalahan dari sembilan pertandingan dan terdampar di posisi ke-14 dengan perolehan 11 poin.

Selain masalah peringkat di liga, statistik Manchester United juga memperlihatkan penurunan signifikan dalam beberapa aspek di bawah asuhan Ten Hag. Rasio poin per laga yang dicapainya, yakni 1,7, hanya sedikit lebih baik dari David Moyes, yang memimpin 34 laga dengan rataan 1,68 poin per pertandingan. Sementara itu, catatan pertahanan dan serangan tim juga lebih buruk dibanding para pendahulunya.

Lima Alasan Penting di Balik Pemecatan Erik Ten Hag

  1. Rentetan Hasil Buruk yang Berkelanjutan
    Sejak awal musim hingga November 2023, Manchester United telah menderita delapan kekalahan di semua kompetisi, termasuk kekalahan telak 0-3 dari Newcastle United di Piala Liga Inggris. Dalam 10 laga pertama Liga Inggris, United hanya berhasil memenangkan lima laga, menempatkan mereka di posisi kedelapan klasemen sementara. Selain itu, tim juga menghadapi ancaman tersingkir di Liga Champions, hanya meraih tiga poin dari tiga pertandingan awal.
  2. Gaya Permainan yang Tidak Konsisten
    Ketika direkrut, Ten Hag diharapkan membawa gaya bermain menyerang dan proaktif seperti yang ia terapkan di Ajax Amsterdam. Namun, ia mengakui kesulitan menyesuaikan gaya tersebut di Old Trafford, membuat Manchester United tampil tidak konsisten dan lebih mudah dikalahkan lawan. Hal ini menyebabkan kurangnya identitas permainan yang kuat, yang membuat fans semakin kecewa.
  3. Kemunduran Performa Pemain Kunci
    Di bawah asuhan Ten Hag, beberapa pemain bintang mengalami penurunan performa signifikan. Marcus Rashford, yang musim lalu mencetak 30 gol, kini hanya mengoleksi satu gol. Demikian pula dengan Bruno Fernandes yang statistik kontribusi golnya menurun tajam. Kemunduran performa para pemain ini menjadi salah satu faktor yang memperburuk situasi tim.
  4. Rekrutmen Pemain yang Tidak Efektif
    Kebijakan transfer Manchester United di era Ten Hag juga mendapat sorotan. Pemain-pemain seperti Antony, yang direkrut dengan biaya besar, belum menunjukkan performa yang konsisten. Selain itu, Sofyan Amrabat dan Mason Mount, yang didatangkan pada bursa transfer terakhir, justru jarang dimainkan. Secara keseluruhan, pemain-pemain baru ini belum berhasil membawa dampak positif bagi tim.
  5. Pengambilan Keputusan yang Dipertanyakan
    Keputusan-keputusan taktis yang diambil Ten Hag, seperti mencadangkan pemain kunci seperti Raphael Varane dan Sergio Reguilon, serta memainkan pemain yang sedang menurun performanya seperti Rashford dan Fernandes, kerap memicu kritik. Keputusan ini membuat penggemar merasa frustrasi dan mempertanyakan arah yang diambil oleh pelatih.

Masa Depan Manchester United Setelah Pemecatan Erik Ten Hag

Dengan catatan buruk yang dialami di bawah Erik Ten Hag, manajemen Manchester United kini memiliki tugas besar untuk mencari pelatih yang mampu membangkitkan tim kembali. Berbagai masalah dalam strategi dan pemilihan pemain perlu segera ditangani untuk mengembalikan performa dan identitas klub. Untuk saat ini, Manchester United akan berusaha menemukan sosok yang bisa mengembalikan kejayaan dan stabilitas bagi Setan Merah di liga domestik maupun kompetisi internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *