Dalam beberapa hari pertama gencatan senjata antara Israel dan Hamas, bantuan kemanusiaan mulai berdatangan ke Jalur Gaza. Pada hari ketiga gencatan senjata, tepatnya Selasa (21/1/2025), hampir 900 truk bantuan melintasi perbatasan menuju wilayah yang dilanda konflik tersebut. Data ini menunjukkan bahwa selama tiga hari pertama, lebih dari 2.400 truk bantuan telah tiba di Gaza.
Menurut laporan PBB, jumlah truk yang masuk bahkan melampaui target harian sebesar 600 truk yang ditetapkan dalam perjanjian gencatan senjata. Bantuan ini didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan mendesak, seperti makanan, layanan kesehatan, dan bahan bakar yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza.
Hambatan dalam Penyaluran Bantuan
Selama konflik berlangsung, PBB menghadapi banyak kendala dalam mendistribusikan bantuan. Hambatan tersebut mencakup operasi militer yang intens, pembatasan akses oleh otoritas Israel, hingga insiden penjarahan oleh kelompok bersenjata. Meski demikian, insiden penjarahan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir dilaporkan lebih kecil skalanya dibandingkan sebelumnya.
Muhannad Hadi, pejabat senior PBB untuk bantuan di Gaza dan Tepi Barat, menjelaskan bahwa penjarahan tersebut sebagian besar dilakukan oleh anak-anak dan beberapa orang dewasa yang mencoba mengambil makanan dan air. Ia berharap situasi ini akan mereda seiring meningkatnya kepercayaan warga bahwa bantuan akan terus mengalir.
Prioritas Utama Bantuan Kemanusiaan
OCHA (Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan) menyoroti beberapa prioritas mendesak di Gaza. Ini meliputi distribusi makanan, perbaikan jaringan air, penyediaan layanan kesehatan, pengisian stok rumah sakit, dan pengiriman bahan baku untuk perbaikan tempat penampungan. Selain itu, pembukaan kembali toko roti dan penyatuan kembali keluarga yang terpisah akibat konflik juga menjadi fokus utama.
Tantangan Logistik di Gaza
Meskipun bantuan terus berdatangan, tantangan logistik masih menjadi perhatian serius. Infrastruktur yang rusak parah akibat perang, seperti jaringan jalan dan fasilitas umum lainnya, memperlambat proses distribusi bantuan. Hadi memperingatkan bahwa gencatan senjata tidak secara otomatis menyelesaikan semua masalah, sehingga kerja sama dan upaya yang berkelanjutan tetap diperlukan untuk memastikan bantuan mencapai seluruh warga Gaza.
Pada akhirnya, gencatan senjata selama 42 hari ini menjadi kesempatan penting bagi PBB dan organisasi kemanusiaan lainnya untuk mempercepat pengiriman bantuan ke wilayah yang sudah mengalami penderitaan panjang akibat perang.