Seorang turis asing berusia sekitar 60-an mengalami kejadian tragis saat berlibur di Tasmania. Peristiwa itu terjadi ketika ia sedang bermain kayak bersama teman-temannya di Sungai Franklin pada Jumat (23/11/2024). Kakinya terjebak di celah bebatuan di area jeram sungai tersebut.
Situasi darurat ini terdeteksi berkat jam tangan pintar yang dikenakannya, yang secara otomatis menghubungi layanan darurat sekitar satu jam setelah insiden terjadi. Tim penyelamat dari berbagai lembaga, seperti Ambulance Tasmania, Kepolisian Tasmania, Surf Life Saving Tasmania, SES, dan Dinas Pemadam Kebakaran Tasmania, segera dikerahkan untuk menolongnya.
Upaya Penyelamatan yang Panjang dan Sulit
Penyelamatan pria itu berlangsung selama 20 jam, namun berbagai usaha tim penyelamat untuk membebaskan kakinya dari himpitan bebatuan tidak membuahkan hasil. Kondisi semakin memburuk karena sebagian tubuhnya terendam air dingin sepanjang malam.
Pada hari Sabtu, keputusan berat harus diambil. Setelah berdiskusi dengan tim medis dan pria tersebut, diputuskan untuk melakukan amputasi kaki agar dapat segera menyelamatkan nyawanya.
Operasi Penyelamatan yang Rumit
Menurut asisten komisaris Kepolisian Tasmania, Doug Oosterloo, operasi penyelamatan ini sangat kompleks dan penuh tantangan teknis. “Kami telah melakukan segala cara untuk membebaskan pria tersebut sebelum keputusan sulit untuk mengamputasi kakinya diambil,” jelas Oosterloo.
Tim medis melakukan prosedur amputasi di lokasi dengan bantuan alat khusus. Setelah itu, pria tersebut langsung dievakuasi ke tempat aman dan diterbangkan ke Rumah Sakit Royal Hobart untuk perawatan lebih lanjut.
Kondisi Korban dan Penanganan Lanjutan
Meski telah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit, kondisi pria tersebut dilaporkan masih kritis. Proses penyelamatan ini menjadi pengingat betapa berbahayanya aktivitas di sungai berarus deras dan pentingnya kewaspadaan serta peralatan keselamatan yang memadai.