Situasi di Timur Tengah semakin memanas setelah serangan udara Israel yang menargetkan wilayah Lebanon. Sebagai balasan, Irak melalui kelompok Perlawanan Islam di Irak melakukan serangan terhadap Israel. Serangan ini ditujukan ke Pelabuhan Laut Merah di Eilat, Israel. Dilansir dari AFP pada Kamis (26/9/2024), serangan tersebut dilakukan dengan menggunakan drone pada Rabu (25/9), di mana Irak mengklaim tanggung jawab atas serangan ini melalui pernyataan yang dipublikasikan di Telegram.
Kelompok Perlawanan Islam di Irak menyatakan, “Kami telah menyerang target strategis di Eilat menggunakan pesawat tanpa awak.” Sementara itu, militer Israel menyebut bahwa mereka berhasil mencegat salah satu drone, dan satu lagi jatuh di dekat lokasi serangan. Akibat dari serangan ini, dua orang mengalami luka ringan.
Persiapan Israel untuk Invasi Darat ke Lebanon
Di sisi lain, ketegangan semakin meningkat di perbatasan Israel dan Lebanon. Jenderal Herzi Halevi, Kepala Militer Israel, mengonfirmasi bahwa serangan udara yang dilakukan di Lebanon bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur Hizbullah serta mempersiapkan kemungkinan serangan darat. “Kami telah melakukan serangan udara sepanjang hari untuk melemahkan Hizbullah dan mempersiapkan masuknya pasukan darat,” ujar Halevi kepada pasukan yang berjaga di perbatasan Lebanon.
Hizbullah, kelompok militan yang berpusat di Lebanon, menegaskan bahwa mereka telah mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan, termasuk invasi darat dari Israel. Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam pidatonya beberapa hari lalu menegaskan bahwa Israel akan gagal jika mencoba membentuk zona penyangga di wilayah selatan Lebanon. Dalam beberapa waktu terakhir, serangan udara terus terjadi, baik yang berasal dari Israel maupun balasan roket dari Hizbullah ke wilayah Israel.
Keterlibatan Milisi Irak dalam Konflik Timur Tengah
Serangan dari kelompok Perlawanan Islam di Irak menunjukkan bahwa milisi pro-Iran semakin aktif terlibat dalam konflik Timur Tengah. Milisi Irak ini bergabung dengan faksi-faksi lainnya, termasuk Hizbullah Lebanon dan Houthi di Yaman, dalam melawan Israel. Abu Ali al-Askari, juru bicara Brigade Hizbullah Irak, sebelumnya menyerukan peningkatan serangan terhadap Israel. Ia menyatakan bahwa tindakan Israel belum mampu menggagalkan ambisi Poros Perlawanan yang didukung Iran.
Dalam beberapa bulan terakhir, milisi Irak telah beberapa kali melancarkan serangan drone ke target-target di Israel. Askari berharap bahwa kelompok-kelompok militan yang mendukung perjuangan Palestina dan Lebanon akan memperbanyak jumlah serta intensitas serangan mereka terhadap Israel.
Dengan meningkatnya aksi militer di wilayah Timur Tengah, terutama keterlibatan Irak dalam menyerang Israel, situasi geopolitik di kawasan ini semakin kompleks. Serangan-serangan balasan antara kedua pihak terus memanas, dan tampaknya ketegangan ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Pengaruh dari milisi pro-Iran seperti Hizbullah dan kelompok Perlawanan Islam Irak juga semakin memperkeruh konflik yang sudah berlangsung lama.