TH (24), seorang pemuda asal Mojokerto, nekat mengakhiri hidupnya dengan melompat ke Sungai Brantas di Dam Rolak Songo, Mojokerto, pada Senin (23/12/2024) malam. Kejadian tragis ini diduga dipicu oleh putus cinta yang dialaminya setelah hubungan asmaranya dengan mantan pacarnya berakhir. Hingga kini, jasad TH masih belum ditemukan.

Pesan Terakhir kepada Keluarga

Sebelum kejadian, TH berpamitan kepada ibunya untuk keluar mencari angin segar usai magrib. Ia meninggalkan rumah dengan sepeda motor Honda BeAT miliknya. Pesan terakhir TH disampaikan melalui adiknya, yang meminta agar menyampaikan salam perpisahan kepada sang ibu karena ia tidak akan pulang.

Menurut budhe-nya, SP (60), TH dikenal sebagai anak yang pendiam. Kehilangan TH menjadi pukulan berat bagi keluarganya, terutama ibunya, yang sebelumnya juga telah kehilangan anak pertamanya akibat sakit. Keluarga menggelar doa bersama di lokasi kejadian, dengan sang ibu terlihat sangat terpukul dan tak kuasa menahan tangis.

Pertemuan Terakhir dengan Mantan Pacar

Beberapa jam sebelum insiden, TH diketahui sempat menemui mantan pacarnya, AW (23). Dalam pertemuan itu, TH meminta untuk kembali menjalin hubungan. Namun, AW dengan lembut menolak, menjelaskan bahwa ia masih belum siap karena luka emosional akibat hubungan mereka yang berakhir satu bulan sebelumnya.

AW bahkan sempat mengizinkan TH memeluk dan mencium dirinya untuk terakhir kali, sembari berpesan agar TH tetap melanjutkan hidup meski tidak bersama lagi. Setelah pertemuan tersebut, TH meninggalkan rumah AW sekitar pukul 20.30 WIB. Tidak lama setelahnya, kabar TH melompat ke sungai sampai ke telinga AW melalui keluarga TH.

Penyebab Retaknya Hubungan

Hubungan asmara TH dan AW diketahui telah berlangsung sekitar 8 tahun. Namun, perpisahan mereka baru terjadi sekitar satu bulan sebelum insiden. Menurut keluarga, hubungan mereka kandas karena TH belum mampu memenuhi tuntutan menikah, mengingat ia belum memiliki pekerjaan tetap dan hanya membantu ibunya di usaha katering.

Sementara itu, AW membantah isu utang atau restu orang tua sebagai penyebab perpisahan. Ia menegaskan bahwa hubungan mereka selama ini mendapat restu penuh dari kedua belah pihak.

Pesan Penting bagi Pembaca

Peristiwa ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya dukungan emosional dan kesehatan mental. Jika Anda atau orang terdekat mengalami tekanan berat hingga muncul pikiran untuk mengakhiri hidup, jangan ragu untuk segera menghubungi psikolog, psikiater, atau layanan kesehatan mental terdekat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *