Pendakwah sekaligus Utusan Khusus Presiden, Miftah Maulana Habiburrahman, yang dikenal sebagai Gus Miftah, kembali menuai perhatian publik. Setelah sebelumnya mendapat kritik karena insiden dengan seorang penjual es teh, kini Gus Miftah tersandung kasus baru yang melibatkan sindiran kepada seniman Yogyakarta, Yati Pesek. Dalam potongan video yang beredar luas, ia terlihat melontarkan ucapan yang dianggap menghina fisik Yati Pesek secara terbuka.

Dalam video tersebut, Gus Miftah terlihat bercanda di atas panggung dengan pernyataan yang dinilai tidak pantas. “Saya bersyukur Bude Yati ini jelek dan memilih menjadi sinden, kalau cantik mungkin sudah jadi wanita penghibur,” katanya sembari tertawa. Pernyataan ini memicu kecaman luas dari masyarakat, termasuk warganet yang mengecam keras ucapan tersebut.

Reaksi Warganet yang Mengecam

Komentar pedas langsung bermunculan di media sosial. Banyak warganet menganggap ucapan Gus Miftah sebagai bentuk pelecehan yang merendahkan perempuan, terutama terhadap sosok seperti Yati Pesek yang dikenal sebagai seniman senior.

Salah satu pengguna Twitter, @hajarpamuji, menulis, “Kata-kata seperti ini sangat tidak pantas, terlebih diucapkan di depan seorang ibu. Kalau saya jadi anaknya Bu Yati, pasti sakit hati mendengar candaan seperti itu.” Pendapat serupa juga diungkapkan oleh @WidyoLita, yang menyatakan bahwa meski Yati Pesek adalah seorang komedian, ucapan Gus Miftah tersebut tetap tidak dapat diterima di ruang publik.

Bahkan, seorang warganet dengan nama @kezia_stal menilai tindakan Gus Miftah mencerminkan sikap seksis yang terang-terangan. “Ini sudah kelewat batas, sangat misoginis. Sulit untuk menemukan pembelaan yang bisa menutupi perilaku seperti ini,” ujarnya.

Tanggapan Tokoh Publik

Anggota DPD RI asal Bali, Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik, turut mengomentari video tersebut melalui akun Instagramnya. Ia menyayangkan pernyataan Gus Miftah dan menilai ucapan tersebut sebagai penghinaan terhadap martabat perempuan.

“Satu perempuan yang dihina, ratusan juta perempuan Indonesia ikut merasakan luka yang sama,” tulis Ni Luh. Ia juga meminta Presiden Prabowo Subianto untuk segera mengevaluasi posisi Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden. Menurutnya, jabatan mulia tersebut seharusnya dipegang oleh individu yang memiliki adab dan kompetensi tinggi.

Insiden dalam Pementasan Wayang Kulit

Perkataan kontroversial Gus Miftah kepada Yati Pesek terjadi saat sebuah pementasan wayang kulit. Dalam momen itu, Gus Miftah secara langsung menyebut bahwa Yati Pesek menjadi sinden karena memiliki wajah yang kurang menarik. Ia bahkan melanjutkan guyonannya dengan menyatakan bahwa jika Yati berwajah cantik, ia mungkin akan memilih profesi lain yang tidak terpuji.

Menanggapi pernyataan tersebut, Yati Pesek langsung memberikan respons tajam. “Kok sekarang omonganmu jadi begitu? Untung kamu di sini bukan sebagai ustaz atau kiai,” ucap Yati dalam bahasa Jawa dengan nada menyindir. Ia juga menegaskan bahwa ucapan tersebut tidak pantas keluar dari mulut seorang tokoh agama.

Kontroversi yang Memicu Evaluasi

Kontroversi ini memicu seruan agar Presiden Prabowo mengevaluasi posisi Gus Miftah sebagai Utusan Khusus. Banyak pihak menilai bahwa perilaku seperti ini tidak sesuai dengan tugasnya sebagai representasi nilai kerukunan beragama.

Kasus ini menyoroti pentingnya menjaga etika publik, terutama bagi tokoh agama. Ucapan Gus Miftah yang viral ini mengundang diskusi tentang penghormatan terhadap perempuan, evaluasi jabatan publik, dan dampak jejak digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *