Pada hari Selasa, militer Israel kembali melakukan serangan di wilayah selatan Beirut, Lebanon, menargetkan daerah di sekitar Rumah Sakit Universitas Rafik Hariri, rumah sakit terbesar di negara tersebut. Serangan ini mengakibatkan kehancuran besar, termasuk runtuhnya sebuah gedung tinggi dalam hitungan detik setelah terkena serangan misil. Video dramatis dari kejadian ini viral di media sosial, menunjukkan bagaimana rudal menghantam bagian dasar gedung tersebut hingga menyebabkan gedung hancur seketika. Kepulan asap tebal dan puing-puing pun berterbangan di sekitar lokasi.
Korban Serangan dan Reaksi Warga
Serangan ini memicu kepanikan warga yang berada di sekitar lokasi. Menurut laporan Kementerian Kesehatan Lebanon, setidaknya 18 orang tewas, termasuk empat anak-anak, dan puluhan lainnya terluka. Beberapa jam sebelum serangan, Israel telah mengeluarkan peringatan evakuasi, namun di beberapa daerah seperti sekitar Rumah Sakit Rafik Hariri, tidak ada peringatan yang dikeluarkan, meskipun area tersebut padat penduduk.
Fokus Diplomasi Amerika Serikat
Di tengah konflik yang semakin memanas, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, melakukan kunjungan diplomatik ke Israel. Tujuan utama kunjungan ini adalah untuk memediasi negosiasi antara Israel dan kelompok Hamas, serta membahas kemungkinan gencatan senjata. Blinken juga berfokus pada pembebasan para sandera yang ditahan oleh Hamas, serta mengurangi penderitaan warga sipil Palestina yang terdampak konflik. Selama kunjungannya, Blinken bertemu dengan sejumlah pemimpin Israel, termasuk Perdana Menteri Benyamin Netanyahu, untuk membahas solusi diplomatik.
Tindakan Militer Israel dan Reaksi Hizbullah
Meskipun ada upaya diplomasi, Israel terus melakukan serangan udara terhadap target Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Gaza. Hizbullah, yang didukung oleh Iran, merespons dengan menembakkan roket ke wilayah Israel, termasuk ke kota-kota besar seperti Tel Aviv dan Haifa. Meskipun sebagian besar roket tersebut berhasil dihalau oleh sistem pertahanan rudal Israel, beberapa rudal berhasil mendarat di wilayah terbuka.
Di sisi lain, kelompok Houthi Yaman juga mengklaim menargetkan pangkalan militer Israel di Tel Aviv sebagai bentuk solidaritas terhadap Hizbullah dan Hamas. Serangan ini semakin memperburuk situasi di kawasan, dengan ancaman konflik yang semakin meluas ke negara-negara tetangga.
Situasi Terkini di Lebanon
Di Lebanon sendiri, serangan Israel tidak hanya menghancurkan infrastruktur, tetapi juga menyebabkan krisis kemanusiaan. Ribuan warga sipil terpaksa mengungsi dari rumah mereka akibat pertempuran yang terus berlanjut. Sejak konflik pecah, lebih dari 1.489 warga Lebanon dilaporkan tewas dan lebih dari satu juta orang harus mengungsi. Wilayah selatan Beirut, khususnya daerah seperti Ouzai dan Jnah, telah menjadi pusat dari serangan Israel dalam beberapa pekan terakhir, memaksa lebih banyak warga untuk mencari tempat perlindungan di wilayah yang lebih aman.
Dengan meningkatnya serangan dan eskalasi konflik di Lebanon dan Gaza, upaya diplomasi internasional semakin mendesak. Serangan terhadap fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit Universitas Rafik Hariri menunjukkan betapa seriusnya dampak konflik ini terhadap warga sipil. Amnesty International juga telah menyerukan penyelidikan atas serangan Israel, menyatakan bahwa serangan terhadap infrastruktur sipil, termasuk lembaga keuangan yang terkait dengan Hizbullah, harus memenuhi standar hukum internasional.