Jakarta – Pihak kepolisian Italia baru saja menangkap 19 orang yang merupakan anggota ultras dari klub sepak bola AC Milan dan Inter Milan. Para ultras ini dituduh memiliki keterkaitan dengan jaringan kriminal mafia ‘Ndrangheta. Berdasarkan hasil penyelidikan, mereka diduga telah terlibat dalam sejumlah kegiatan kriminal yang berkaitan dengan kelompok mafia tersebut.
Simone Inzaghi, pelatih Inter Milan, turut terlibat dalam permasalahan ini meskipun tidak secara langsung. Ia sempat berkomunikasi dengan salah satu pimpinan ultras Nerazzurri, Marco Ferdico, yang kini tengah dalam penyelidikan. Berdasarkan laporan La Gazzetta dello Sport, percakapan mereka berhubungan dengan permintaan Ferdico untuk mendapatkan tambahan tiket final Coppa Italia pada Mei 2023, di mana hanya 1.000 tiket yang dialokasikan untuk ultras Inter.
Penyidikan Awal dan Bukti Penyelidikan
Penyelidikan yang dilakukan dimulai pada awal September, setelah terbunuhnya Antonio Bellocco, salah satu anggota senior Curva Nord Inter Milan. Kejadian ini mengakibatkan tertangkapnya beberapa ultras Nerazzurri, termasuk Andrea Beretta, yang diduga memiliki keterlibatan dengan mafia.
Tidak hanya itu, penyelidikan juga mengungkapkan bahwa kelompok ultras ini terlibat dalam kejahatan terorganisasi, seperti pemerasan tiket di dalam dan sekitar stadion San Siro. Banyak dari mereka memiliki hubungan erat dengan keluarga mafia yang sudah lama dikenal di Italia.
Dalam sebuah penyadapan, terungkap bahwa Ferdico sempat mengancam akan melakukan aksi mogok suporter jika permintaannya tidak dipenuhi. Inzaghi pun merespons bahwa ia akan menghubungi beberapa petinggi klub, termasuk Riccardo Ferri, CEO Beppe Marotta, serta Javier Zanetti untuk menyelesaikan masalah tiket tersebut.
Pakta Non-Agresi Antara Ultras Milan dan Inter
Lebih lanjut, jaksa Milan, Marcello Viola, dalam konferensi pers menyatakan bahwa terdapat pakta non-agresi antara kelompok ultras Milan dan Inter. Menurutnya, kesepakatan ini dibuat semata-mata untuk memaksimalkan keuntungan finansial dari kegiatan ilegal yang dilakukan di sekitar stadion San Siro.
“Pakta non-agresi antara ultras Milan dan Inter ini dibuat hanya untuk mengejar keuntungan ekonomi,” kata Viola, seperti dilansir Sport Mediaset. “Kepentingan terhadap klub hanyalah kedok. Sebenarnya, klub-klub ini adalah pihak yang dirugikan.”
Pihak kepolisian Italia juga menggeledah lebih dari 50 lokasi, termasuk rumah mantan fans berat AC Milan, Giancarlo Lombardi alias “The Baron,” serta rumah Antonio Bellocco yang tewas beberapa minggu sebelum penangkapan ini. Bellocco dikenal sebagai mantan bos lokal mafia ‘Ndrangheta.
Pengaruh Kejahatan Terorganisasi Dalam Sepak Bola Italia
Dari 19 orang yang ditangkap, termasuk di dalamnya adalah Luca Lucci dan Renato Bosetti, pemimpin kelompok ultras AC Milan dan Inter Milan. Lucci sendiri sudah pernah dihukum atas kasus yang terkait narkoba. Kasus ini menunjukkan adanya ancaman infiltrasi kejahatan terorganisasi dalam sepak bola, baik di level profesional maupun non-profesional.
Jaksa anti-mafia Italia, Giovanni Melillo, menegaskan pentingnya penanggulangan risiko ini. “Penyelidikan ini menunjukkan bahwa kita tidak bisa lagi mengabaikan risiko penyusupan kejahatan terorganisasi dalam sepak bola,” katanya.
Penutup: Dampak Kasus Terhadap Sepak Bola dan Keamanan di Stadion
Kasus ini menjadi pengingat akan ancaman serius yang bisa mempengaruhi dunia sepak bola, terutama di Italia. Terungkapnya hubungan antara kelompok ultras dan mafia ‘Ndrangheta menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan stadion serta dampak negatif terhadap reputasi klub-klub besar seperti Inter Milan dan AC Milan.