Artikel ini tidak dimaksudkan untuk mendorong tindakan serupa kepada siapa pun. Bagi Anda yang mengalami depresi atau memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup, sangat penting untuk segera mencari bantuan dari psikolog, psikiater, atau layanan kesehatan mental terpercaya.
Perempuan Jember Melompat dari Kapal Feri
Seorang perempuan berinisial WI, warga Jember berusia 52 tahun, ditemukan meninggal dunia di perairan Bali setelah melompat dari kapal feri KMP Citra Mandali Sakti. Kejadian ini berlangsung pada Sabtu pagi (21/12/2024), saat kapal tersebut berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Gilimanuk, Bali. Tubuh WI ditemukan di pesisir Pantai Prapat Agung, Bali, oleh enam nelayan, dalam kondisi tidak bernyawa.
Faktor Ekonomi Sebagai Motif Utama
Menurut Dian Yurida Bahtiar, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Jember, motif di balik tindakan tragis WI diduga kuat berkaitan dengan kesulitan ekonomi yang dialaminya. Setelah kehilangan suami pada tahun 2018, WI harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Toko onderdil sepeda motor milik WI sering kali tutup karena penghasilannya tidak mencukupi,” ujar Dian. Setelah usahanya tersebut tidak berjalan lancar, WI mencoba berbagai usaha baru, termasuk berjualan makanan dan gorengan di Pasar Lojejer. Namun, usaha ini pun mengalami hambatan karena kurangnya pembeli.
Kehidupan Keluarga dan Perjuangan WI
WI merupakan perempuan kelahiran Bali yang kemudian menetap di Jember setelah menikah. Ia memiliki dua anak, yaitu seorang anak perempuan dengan disabilitas dan seorang anak laki-laki yang saat ini bekerja di Bali. WI diduga berencana ke Bali untuk bertemu dengan keluarganya sekaligus anak laki-lakinya.
Namun, kejadian tragis ini justru terjadi di tengah perjalanan. WI melompat dari kapal feri, meninggalkan anak perempuannya yang disabilitas di dalam mobil travel yang ditumpanginya. Aksi nekat WI sempat terekam oleh penumpang lain di dek atas kapal, yang kemudian melaporkannya kepada nakhoda kapal. Meskipun kapal sempat berputar balik untuk mencari korban, usaha pencarian tidak membuahkan hasil.
Keseharian WI Sebelum Tragedi
Dian Yurida menambahkan bahwa WI sebenarnya cukup aktif dalam kegiatan sosial di desanya, termasuk menghadiri pengajian dan belajar membaca Al-Qur’an. Namun, tekanan ekonomi yang terus membayangi hidupnya diduga menjadi faktor utama di balik tindakannya.
Upaya Basarnas dan Penemuan Jenazah
Setelah mendapatkan laporan dari petugas ASDP, Basarnas segera melakukan pencarian di lokasi kejadian. Jenazah WI akhirnya ditemukan lebih dari 3 kilometer dari lokasi awal, terdampar di Pantai Prapat Agung, Bali. Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setia Budi, mengonfirmasi bahwa korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Pentingnya Dukungan untuk Kesehatan Mental
Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Kesulitan finansial, beban keluarga, serta tekanan hidup sering kali menjadi pemicu utama bagi individu yang merasa tidak memiliki jalan keluar. Dukungan dari pemerintah, keluarga, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.